Pengelolaan sampah di lingkungan Sekolah - Orihara Yuzuru

11 March 2014

Pengelolaan sampah di lingkungan Sekolah

(Artikel ini adalah artikel tentang Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di Sekolah yang ditulis oleh Orihara Yuzuru (@Alam_Mukti) dan pernah digunakan olehnya sebagai materi Ujian Praktek Bahasa Indonesia SMP)

Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di Sekolah


School trash management

Pengertian

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikroba menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang tersangkut pada suatu tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada di celah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembang biak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi mereka.

I.1. Jenis-jenis sampah

I.1.1. Berdasarkan sumbernya
-    Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
-    Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui system urinoir tanpa air.
-    Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
-    Sampah nuklir/radio aktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
-    Sampah industri
Di alam semua zat organik dapat di daur ulang, dimana beberapa spesies tertentu mengkonsumsi sampah yang dihasilkan oleh organisme lain. Contohnya Hyena memakan bangkai binatang, jamur menguraikan dedaunan, dan lain-lain. Sebaliknya proses di industri sangat tidak efektif. Orang membuat produk yang secara tidak langsung dapat menghasilkan sejumlah sampah pada setiap tahapan proses di samping produk itu sendiri. Beberapa contoh mengenai produk atau proses sampah yang dihasilkan:
I.    Membuat besi dari biji besi menghasilkan kerak besi sebagai sampah produksi.
II.    Kaca dipotong untuk jendela dengan ukuran tertentu menghasilkan sampah potongan kaca.
III.    Membuat bingkai jendela dari pelat almunium menghasilkan sampah potongan almunium.
IV.    Kertas cetak dipotong sesuai ukuran tertentu menghasilkan sampah kertas.
-    Sampah rumah tangga
Sampah ini berasal dari  pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.
-    Sampah komersial
Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan pendidikan.
-    Sampah bangunan
Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.
-    Sampah fasilitas umum
Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu.
I.1.2. Berdasarkan sifatnya
a.     Sampah organik = dapat diurai (degradable)
Sampah organik merupakan sampah yang dapat di urai oleh hewan mikro organisme. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan di sekitarnya.
b.     Sampah anorganik = tidak terurai (undegradable)
Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan oleh masyarakat seperti plastik dan logam.
I.1.3. Berdasarkan bentuknya
Dibagi menjadi :
1.    Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organic Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2.     Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah dapat berada pada setiap : padat, cair, atau . Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai . Emisi biasa dikaitkan dengan pencemaran lingkungan.

I.2. Karakteristik sampah di Sekolah

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran.
Ada 3 Jenis sampah yang ada di sekolah:
1.    Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan
2.    Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan styrofoam
3.    Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bahan kimia beracun
Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan sebagai pupuk. Jadi bisa dibayangkan banyaknya sampah seluruh kota dalam sehari. Apa jadinya bila sampah-sampah ini tidak tertangani? Tentunya tidak mustahil kalau kota kita tertimbun oleh sampah bukan? Karenanya, kita dianjurkan untuk meminimalkan terjadinya pembuangan sampah terutama yang tergolong sampah B3.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.

I.3. Pengelolaan sampah

Ada 3 cara pemilahan sampah yang terdiri atas:
1.    Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2.    Pengolahan dengan menerapkan konsep 4R yaitu:
a.    REPLACE
Ganti dengan barang ramah lingkungan
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa di degradasi secara alami
b.    REDUCE
(Kurangi Sampah!)
-    Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja
-    Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis
-    Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama
c.    REUSE
-    Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
-    Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
-    Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya
d.    RECYCLE
Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.
Tapi bisa membantu dengan cara-cara ini :
-    Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
-    Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
-    Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah anorganik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA.

I.4. Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan.
Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini dikalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya.
1.     Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigura.
2.     Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kardus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.
Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding.

I.5. Manfaat Pengelolaan sampah

a.    Penghematan sumber daya alam
b.    Penghematan energi
c.    Penghematan lahan TPA
d.    Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
Bagi pemukiman yang belum dapat dijangkau oleh pelayanan Dinas Kebersihan, sebaiknya agar pemukiman terhindar dari hal hal yang tak diharapkan akibat dampak sampah, maka sudah saatnya memiliki layanan pembuangan sampah sendiri. Hal ini tentunya dapat diusulkan ke Pemerintahan Desa/Kelurahan. Yang penting adanya potensi yang mendukung untuk lancarnya pengelolaan sampah yang baik memenuhi syarat kesehatan. Dimulai dengan skala kecil, misalnya melayani hanya beberapa wilayah RT atau RW, yang penting ada komitmen antara warga dan Pemerintahan setempat. Adapun potensi tersebut adalah :
1. Adanya petugas pelaksana
2. Sarana pengangkut : gerobak sampah atau mobil sampah.
3. Jalan yang memadai untuk angkutan gerobak sampah/mobil sampah.
4. Adanya komitmen antara warga dan pemerintahan setempat.
5. Sumber dana untuk operasional : Bisa dihimpun melalui iuran sampah.
6. Adanya lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )
7. Bila perlu lahan untuk Tempat Pengumpul Sementara ( TPS)
Bila potensi-potensi diatas mencukupi maka kegiatan pelayanan pembuangan terpenuhi dengan baik.
Download artikel ini DISINI (PDF File)

Dari: Orihara Yuzuru (@Alam_Mukti)

17 comments:

  1. mengatasi masalah sampah dgn mesti berhasil,http://teknologitpa.blogspot.com jelas sekali krn sampah yg masih bisa dimanfaatkan biar aja itu rizki pemulung,sampah yg sama sekali tdk dpt dimanfaatkan dimusnahkan kalo tdk untuk apa,pemusnahan dgn cara dibakar dlm tungku yg tertutup dan aman lingkungan dan tanpa bahan bakar apapu,bila itu sdh dilakukan/berjalan sampah apa lagi yg ada ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang pemusnahan sampah dengan cara dibakar dalam tungku tertutup juga bisa jadi pilihan, namun mari kita gunakan cara yang sebisa mungkin tidak mengotori lingkungan akibat aktivitas pemusnahan sampah tersebut, ada banyak penanganan sampah tergantung jenisnya, contohnya sampah kertas dan plastik, jika didaur ulang dengan cara dibakar, di satu sisi akan menghasilkan arang yang bisa untuk menyuburkan tanaman, namun mungkin akan menimbulkan efek samping yaitu asap hasil pembakaran, cara terbaiknya adalah kita bisa mengumpulkan sampah tersebut yang kemudian bisa dijual kepada para pengepul sampah atau bisa dibuat suatu karya tangan yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Jadi intinya kita berusaha mengelola sampah tanpa merusak lingkungan akibat efek samping pengelolahan sampah dan bisa bernilai ekonomi.

      Sekian opini saya, silakan anda membalas komentar ini jika ada maksud lain

      Delete
    2. Cara mengolah sampah berupa pembalut dan membuat kompos dari daun kering ..http://www.youtube.com/watch?v=qtfTqyejbnU

      Delete
    3. Makasih gan videonya, semoga bermanfaat ^^

      Delete
  2. Kami RAJA PLASTIK INDONESIA menjual berbagai jenis dan merk tempat sampah plastik atau tong sampah plastik seperti merk Green Leaf, Lion Star, Kirapac, Shinpo, dll... Klik website kami di : http://www.rajaplastikindonesia.com atau http://www.tempatsampahplastik.net

    ReplyDelete
  3. makasih infonya.. sangat membantu kerja tugas sekolahku. lengkapp.. maantapp

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih gan. Terus kunjungi blog saya untuk mendapatkan info terbaru dari blog ini.

      Delete
  4. Replies
    1. Makasih gan! terus kunjungi dan update info agan di Blog ane gan, semoga blog ane bisa pejwan di Google, Amin...

      Delete
  5. mungkinkah sampah yang samasekali tidak memiliki nilai jual kita musnahkan tanpa merusak lingkungan sekitar??????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti yang sudah saya beritahukan pada artikel dan komentar saya sebelumnya. Sebenarnya, sampah yang sebagian besar orang menganggap sebagai benda yang tidak bernilai masih bisa kita "musnahkan" tanpa merusak lingkungan sekitar. Salah satunya dengan mendaur ulang sampah. Jika sampah diolah dengan mendaur ulang, sampah bisa sedikit berkurang, bisa dimanfaatkan lagi dan bernilai ekonomis karena hasil daur ulang sangat diminati oleh pabrik-pabrik manufaktur yang membuat bahan baru lagi dan beberapa orang mulai menyadari tentang pentingnya menggunakan barang daur ulang untuk keseharian. Kedua adalah dengan cara menggunakan ulang barang-barang yang tak terpakai seperti kantong plastik bisa digunakan untuk belanja lagi.

      Jika ada maksud lain, silakan balas komentar ini, terima kasih.

      Delete
  6. Adakah teknik pengelolan sampah di sekolah selain itu? Apabila ada tolong jelaskan. Terima Kasih.

    ReplyDelete
  7. info yang sangat bermanfaat,,,
    thanks gan,,
    sukses untuk blognya,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, makasih juga sudah baca artikel di Blog ini.

      Delete
  8. lebih baik memang budayakan untuk bisa rajin membuang sampah dari kecil dan disekolah juga dibudayakan agar bisa kedepannya siswa akan terus mengaplikasikannya

    ReplyDelete
  9. pengelolaan sampah disekolah memang seharusnya bisa diaplikasikan dengan benar sehingga bisa menjadi contohbagi para siswa sehingga mungkin bisa terbawa dikehidupannya agar tetap selalu menjaga kebersihan lingkungan

    ReplyDelete